Perjalanan panjang Avan Seputra bersama Satria Muda akhirnya mencapai garis akhir. Rumor yang sebelumnya beredar di kalangan penggemar kini telah terkonfirmasi melalui pengumuman resmi klub pada 18 November. Dalam unggahan di akun Instagram Satria Muda Pertamina Bandung, klub mengumumkan bahwa mereka resmi melepas Avan setelah 13 tahun kebersamaan. Kabar ini menjadi pukulan emosional bagi para pendukung yang telah mengikuti kiprah Avan sejak hari pertama ia mengenakan seragam biru.
Dalam surat terbuka yang dibagikan klub, Satria Muda menggambarkan momen awal pertemuan mereka dengan Avan pada tahun 2012 sebagai langkah menuju mimpi besar. Klub menuliskan bahwa Avan datang sebagai pemain muda yang ingin membuka pintu menuju karier yang lebih luas. Kota metropolitan Jakarta menjadi saksi perjalanan pemain yang penuh dedikasi tersebut. Senyuman awal seorang pemain muda yang membawa ambisi besar menjadi simbol awal hubungan panjang antara Avan dan Satria Muda.
Selama 13 tahun itu, Avan tidak hanya menjadi bagian dari tim, tetapi juga bagian dari identitas klub. Ia berkontribusi dalam empat gelar juara liga, mencetak lebih dari seribu poin, dan berkali-kali membela Timnas Indonesia di berbagai ajang internasional. Keberadaannya di lapangan dan di ruang ganti memberi dampak besar bagi berbagai generasi pemain yang datang silih berganti.
Perpisahan yang diumumkan klub tidak diungkapkan dengan nada formal semata. Dalam surat tersebut, Satria Muda menggambarkan momen emosional ketika lagu Pergi/Pulang yang dinyanyikan oleh Pleasure Seekers dan Skandal tiba-tiba terdengar di kantor klub. Liriknya yang berbicara tentang kedatangan dan kepergian seolah mencerminkan situasi yang sedang dihadapi tim. Sebuah kebetulan yang tepat menggambarkan bagaimana sebuah perjalanan panjang dihentikan oleh realitas bahwa setiap pemain pada akhirnya harus melangkah ke arah baru.
Sosok Avan berkembang dari pemain muda yang menjanjikan menjadi figur senior yang dihormati. Ia tampil melewati berbagai era kompetisi, mulai dari NBL 2015 hingga puncak kejayaan di IBL 2022. Musim demi musim, ia menunjukkan konsistensi dan kepemimpinan yang terus menguat. Bahkan pada musim terakhir, Avan sempat mencuri perhatian dengan performa luar biasa dalam pertandingan yang menampilkan akurasi 7 dari 7 tembakan tiga angka, sebuah bukti bahwa kemampuan dan kualitasnya tetap terjaga.
Sejak bergabung pada 25 September 2012, Avan mengikuti perjalanan panjang klub melalui pasang surut kompetisi. Ia bermain dalam tim yang meraih gelar NBL 2015, tampil di final 2017, dan memenangkan IBL 2018, 2021, serta 2022. Kontribusinya pada musim lalu pun tidak bisa diabaikan. Dalam 29 pertandingan, Avan mencatat rata-rata 7.4 poin, 2.6 rebound, dan 0.7 assist per game, menunjukkan bahwa ia tetap menjadi bagian penting dari rotasi Satria Muda.
Sebagai penutup kebersamaan, Avan turut menjadi bagian dari tim yang memindahkan home base ke Bandung dan berhasil mempersembahkan gelar juara IBL All Indonesian 2025. Gelar itu menjadi salam perpisahan yang sempurna antara pemain dan klub yang telah berjalan bersama lebih dari satu dekade.
Kepergian Avan Seputra memang meninggalkan ruang kosong, tidak hanya dalam lineup, tetapi juga dalam hati para penggemar Satria Muda. Namun seperti yang ditulis klub dalam pesan mereka: sekali keluarga tetap keluarga. Ke mana pun langkah berikutnya membawa Avan, warisannya di Satria Muda akan terus hidup sebagai bagian penting dari sejarah klub.


